/

Om Google

Custom Search

Minggu, 27 Juli 2008

LINUX: Aplikasi Gambas untuk Shutdown Otomatis

Terasa asing memang ketika kita berkenalan dengan lingkungan yang baru, membuat kita tidak banyak berbicara dan bertindak, karena peraturan yang berlaku pada lingkungan baru ini berbeda dengan lingkungan kita yang lama. Hal ini menganalogikan kita kepada sistem operasi linux (sebagai lingkungan baru) dan windows (sebagai lingkungan yang lama). Sistem operasi linux adalah sistem operasi yang bersifat gratisan dan Open Source, karena itu linux adalah jawaban dari permasalahan yang semakin banyaknya masyarakat menggunakan aplikasi bajakan. Keluarnya UU HAKI di Indonesia membuat perubahan yang mendorong pengguna komputer untuk meninggalkan software bajakan menuju ke software yang legal atau sah secara hukum.



Terasa asing memang ketika kita berkenalan dengan lingkungan yang baru, membuat kita tidak banyak berbicara dan bertindak, karena peraturan yang berlaku pada lingkungan baru ini berbeda dengan lingkungan kita yang lama. Hal ini menganalogikan kita kepada sistem operasi linux (sebagai lingkungan baru) dan windows (sebagai lingkungan yang lama). Sistem operasi linux adalah sistem operasi yang bersifat gratisan dan Open Source, karena itu linux adalah jawaban dari permasalahan yang semakin banyaknya masyarakat menggunakan aplikasi bajakan. Keluarnya UU HAKI di Indonesia membuat perubahan yang mendorong pengguna komputer untuk meninggalkan software bajakan menuju ke software yang legal atau sah secara hukum.

Perubahan ini sangat dirasakan oleh para programmer windows yang biasa menggunakan bahasa permograman Visual Delphi atau Visual Basic. Mungkin untuk programmer Delphi tidak begitu mendapat kesulitan untuk membuat program di atas flatform linux karena keluarga Borland telah menyediakan paket pemrograman Kylix yang berjalan di atas flatform Linux yang mempunyai bahasa hampir sama dengan Delphi yang berjalan di atas flatform Windows. Bagaimana dengan nasib programmer Visual Basic ? Anda tidak perlu cemas, walaupun microsoft tidak membuatkan paket pemrograman Visual Basic untuk linux, karena saat ini banyak bahasa pemrograman yang hampir sama dengan Visual Basic di buat. Salah satu contohnya adalah Gambas (http://gambas.sourceforge.net) . Bahasa pemrograman yang dibuat oleh Benoit Minisini mempunyai beberapa perbedaan dengan bahasa pemrograman yang lain, perbedaan itu adalah :

  1. Projek gambas di simpan dalam satu direktori

  2. Kompilasi sebuah projek hanya membutuhkan semua class (objek tambahan tidak dibutuhkan) , Setiap objek tambahan dari class di kompil terpisah ketika aplikasi di jalankan.

  3. Secara normal, interpreter gambas hanyalah program pengolah kata biasa.

Program gambas saat ini telah di buat untuk berbagai versi linux, seperti Mandrake, Fedora, FreeBSD, QiLinux, Slackware, SuSE, Xandros dan lain-lainnya. Untuk menginstall gambas anda dapat mendownload source program dalam bentuk tar atau rpm di http://gambas.sourceforge.net. Setelah anda download ikuti ketik beberapa perintah dibawah ini pada terminal :

[sim@Kabag-SIM]$ tar –zxvf gambas-1.0.2.tar.gz

[root@Kabag-SIM]# cd gambas-1.0.2

[root@Kabag-SIM]# ./configure

[root@Kabag-SIM]# make

[root@Kabag-SIM]# make install

[root@Kabag_SIM]# make clean && make distclean

Setelah penginstallan selesai anda dapat menjalankan gambas dengan mengetikkan “gambas” pada Run. Kemudian Akan tampil kotak dialog seperti berikut :



Gambar 1 : Tampilan gambas


Cobalah untuk membuat project baru dengan mengklik pilihan “New Project”, kemudian pilih lah “Create graphical project” dan ikuti perintah-perintah selanjutnya.

Pada project baru ini kita akan membuat program untuk shutdown otomatis. Logaritma project shutdown otomatis adalah pengecekan waktu sekarang dengan waktu yang di inputkan user, jika waktu sekarang sama dengan waktu yang di inputkan user maka program akan memanggil script “halt”, yaitu program bawaan dari linux untuk shutdown komputer. Baiklah setelah anda mengerti logaritmanya marilah kita mulai pembuatan aplikasinya, ikuti langkah-langkah di bawah ini.

Klik kanan pada jendela project dan pilih “News-Form”. Tambahkan kompononen textbox, label, timer, dan button sehinga berbentuk seperti gambar di bawah ini :


Gambar 2 : Bentuk form Project shutdown otomatis


Ganti properti kompononen di jendela “Properties” sesuai dengan

tabel berikut :

Komponen

Properti

Timer

Name : waktu

Delay : 1000

Enable : True

Button

Name : BtnOk

Text : &OK

TextBox

Name : Input

Text :

Label1

Text : Masukkan waktu


Dari beberapa langkah di atas, langkah yang paling penting bagi seorang programer adalah langkah design form, yaitu langkah meletakkan komponen yang di butuhkan pada form. Biasakan untuk menfixkan design form terlebih dahulu karena jika kita menulis program dahulu biasanya kita akan mengulang design yang telah kita buat, tentunya hal ini membuat pekerjaan pembuatan program lebih lama. Jika tahap ini telah selesai berikutnya pengkodean.


Berikut kode untuk membuat projek “Shutdown Otomatis” :


PUBLIC SUB BtnOK_Click()

Sembunyikan form kita

ME.Hide

END

PUBLIC SUB Waktu_Timer()

Membuat text pada label2 menjadi waktu sekarang

label2.Text = Time(Now)

Jika text pada input sama dengan text label2 maka

IF input.Text = label2.Text THEN

EXEC ["halt"] ‘ Jalankan program halt

END IF

END


Jadikan project anda executable dengan menekan tombol kombinasi “Ctrl+Alt+M” atau klik “Project-Make Executable” pada jendela prject, simpan dengan nama “shotomatis” pada direktori /sbin Berikutnya jalankan program anda dengan mengetikkan perintah :

[root@Kabag-SIM]# shotomatis

Sekarang anda telah membuat sebuah project untuk shutdown otomatis komputer anda, isikan kotak input dengan jam yang anda inginkan agar komputer shutdown, di lanjutkan dengan mengklik tobol “OK”. (sumber: http://elearning.ubb.ac.id )


Read More......

Manfaat Elearning dalam Pengajaran

Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di

antaranya adalah:

Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement). Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).


Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :

a. Manfaat bagi siswa



Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di

antaranya adalah:

Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement). Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).


Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :

a. Manfaat bagi siswa

Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.


b. Manfaat bagi pengajar

Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.

Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain: (a) mampu meningkatkan pemerataan pendidikan; (b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah; (c) meningkatkan prestasi belajar; (d) meningkatkan kehadiran siswa di kelas, (e) meningkatkan rasa percaya diri; (f) meningkatkan wawasan (outward looking); (g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta (h) meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)

Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Menghemat waktu proses belajar mengajar

  • Mengurangi biaya perjalanan

  • Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)

  • Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas

  • Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan


E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).

Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru:


Dari Sudut Peserta Didik

Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan instruktur setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Manakala fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta didik yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.


Dari Sudut Instruktur

Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002a,b), beberapa manfaat yang diperoleh instruktur antara lain adalah bahwa instruktur dapat: (1) lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, (2) mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak, (3) mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang, (4) mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.


Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:

  • Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).

  • Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik” (Anggoro, 2001).


  • Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.


  • Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.



Read More......